Selamat
malam Kota Semarang dengan kesibukannya!
Sudah
lama rasanya tak menulis di blogger lagi ya, maklum lah kesibukan dan niat yang
kurang membuatku meninggalkan kegiatan menyenangkan ini. Dan kali ini aku akan
menceritakan sebagian dari pejalanan hidupku.
Aku
mempunyai sahabat pena, ya tentu saja kita saling mengirim surat, tapi itu dulu
tidak sekarang. Sahabatku ini namanya Putri Berlianda kelahiran Padang Sumatra
Barat, orang minangkabau tulen. Kota yang kaya akan masakan Padang dengan bumbu
khasnya. Aku berkenalan dengannya lewat Majalah Bobo, itu loh majalah anak-anak
yang ada tokoh “Paman Gembul yang suka wortel”. Yah, aku berlangganan Majalah
Bobo sejak kelas 4 SD sampai SMP kelas 3. Lama yaa.. tapi aku baru berani
mengirim surat ke Bobo kelas 6 SD. Senangnya surat pertama aku di posting di
majalah. Disitu tertera tulisan kalau aku mencari sahabat pena, siapapun
laki-laki atau perempuan tak masalah bagiku. Tak lupa juga kusertakan alamat
rumahku.
Setelah
postingan itu, banyak surat dari berbagai teman berbagai daerah dari sabang
sampai merauke yang datang kerumah. Contohnya dari Papua, Manado, Makassar,
Medan, Aceh, Bandung, Bogor, Bali dll. Tetapi ada 1 surat yang membuatku
tertarik untuk berteman lebih dalam dengannya. Seorang perempuan yang sebaya
denganku, dia lahir di tanggal sekarang, 27 Oktober 1996 selisih 2 bulan
denganku. Hal pertama yang membuatku terkesan dengannya yaitu ketika dia
berkirim surat dia selalu menanyakan banyak hal tentangku, dia sendiri juga
bercerita banyak tentang dirinya. Jika percaya, kertas folio habis
berlembar-lembar buat dia tulis dan dikirim ke aku. Setelah beberapa kami
berkirim surat, kami mulai bertukar alamat facebook, bertukar foto. Dia berkacamata,
punya adik perempuan, dia suka sekali sama bidang kepramukaan, hal yang tidak
aku sukai haha...
Bulan
demi bulan kami lewati dengan saling berkirim kabar, aku yang sering bertanya
mengenai indahnya Kota Padang hingga saat ini aku mempunyai keinginan traveling
kesana. Pernah kami saling bertukar kado. Saat aku berulang tahun dia memberiku
kado gantungan kunci couple dengan gambar kucing, lucu banget. Yang satu
berwarna hitam dan yang satu warnanya putih. Dan katanya yang hitam dia yang
putih aku. Terharu saat dapet kado pertama yang di kirim pak pos. Terimakasih pakpos
:D aku juga pernah memberinya tempat pensil bludru, aku sama ibuku yang bikin..
semoga tetep disimpan ya walau jelek hehe. Ulang tahun aku yang berikutnya dia
memberiku kado lagi, yaitu sebuah boneka kecil yang dibungkus tabung, warnanya
cream. Lucu banget! Makasih bib, love ya!
Berjalannya
usia, saat kami SMA mulai disibukkan oleh kegiatan kami masing-masing hingga
kami jarang berkirim surat. Hingga kami lulus SMA dan aku diterima di salah
satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Sebenarnya aku menyesali hal ini,
ketika aku mendengar cerita bahwa dia akan pergi ke Negri Sakura untuk 3 tahun.
Sedih sebenernya karna kami juga belum sempat untuk bertemu, saling bercerita
lebih banyak. Tetapi disisi ain aku turut bahagia karna disana dia ingin
mencapai cita-citanya. Walaupun aku tahu, dia harus beradaptasi kembali dengan
lingkungan barunya. Dan untuk 3 tahun di Jepang itu bukan waktu yang sebentar. Saat
itu dia mengabariku lewat via messenger. Aku hanya bisa berkata “hati-hati, aku
akan merindukanmu”. Jujur, aku menangis membaca pesannya, saat itu pula rasanya
aku jengkel dan sedih. Sudah bertahun-tahun kami berteman, saling bercerita,
saking menahan rindu, tetapi untuk bertemu saja belum bisa dan sekarang dia
justru pergi lebih jauh, bukan luar pulau lagi, sudah luar negeri namanya.
2
minggu setelah dia tiba di Jepang dia jarang memberi kabar, kupikir dia telah
lupa denganku, tetapi bulan berikutnya dia mengabariku bahwa memang dia harus
beradaptasi disana. Aku pun bisa memaklumi hal itu. Komunikasi kami berlanjut
hingga detik ini melalui via messenger, sesekali kami videocall dan berkirim
foto apa yang kami lakukan. Aku paling senang jika dia bercerita tentang
indahnya Jepang, mengirimkan foto-foto tentang Negeri Sakura. Tapi yang paling
penting dia baik-baik saja disana. Jika berbicara tentang kedekatan kami, kami
ini dekat sekali. Saat aku galau, sedih, senang aku bercerita padanya, begitu
pula sebaliknya.
Sempat
terfikir olehku bahwa aku ingin pergi kesana agar bisa bertemu dengannya. Tapi itu
masih harapan, yang selalu kusemogakan. Atau jika memang belum rejekinya, aku
berharap setelah 3 tahun bekerja disana dia menyempatkan diri untuk menemuiku
di tanah Jawa, dan ini yang selalu kami semogakan. Sedih rasanya harus menahan
rindu selama kurang lebih 8 tahun ini, saling bertukar pikiran, tetapi untuk
bertemu belum bisa.
Dan
hari ini adalah 20 tahun sudah dirinya hidup di dunia. Menikmati pahit manisnya
hidup. Di hari ini pula diberanda facebooknya bertaburan doa yang memanjatkan
kebahagiaan untuknya.
Dariku, sahabatmu belum
pernah bertemu denganmu, yang sedang menangis karena rindu padamu ini masih
ingat ini hari apa. Hari yang sangat penting bagimu. Hari dimana 20 tahun yang
lalu pertama kalinya kamu menghirup nafas didunia ini. Datang didunia yang
mungkin indah apada awal dan akhirnya. Tapi pada perjalanan untuk mencapai
akhir selalu banyak kerikil-kerikil kecil yang selalu dapat membantumu
menemukan jati dirimu. Membantumu untuk selangkah lebih dewasa dan selalu tegar
dalam menghadapi hidupmu. Aku berharap dengan kamu yang jauh saat ini kamu
dapat menjaga dirimu baik-baik disana, meraih apa yang kamu impikan saat ini. Berkerja
keraslah, aku hanya bisa membantu doa dari sini. Dan semoga kita segera
dipertemukan oleh Sang Pemberi Hidup. Mungkin cerita yang diatas hanya cerita
yang akan berlalu untukmu, tetapi kisah yang kutulis saat ini adalah salah satu
perjalan hidup terbaikku. Aku memang tidak pernah menjabat tanganmu dan
mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung tapi semoga doaku ini
tersampaikan.
Sapenmu,
Septya fn
0 komentar:
Posting Komentar